Kelebihan dan kekurangan dari kabel koaksial dan UTP dalam sistem jaringan

Kabel Koaksial
Sifat-sifat elektris
Pada dasarnya kabel koaksial memakai kawat tunggal yang menggelantung di tengah konduktoryang berbentuk silindris. Kawat tersebut berada pada tengah tabung atau pipa yang kemudian di antara kabel – kabel tersebut disisipi semacam bahan isolator piringan. Kabel ini memiliki faktor redaman yang sangat kecil dengan pelindung yang juga sangat ketat akan kemungkinan interfensi dan gangguan radiasi.
Walupun saluran – saluran koaksial yang memiliki sekat pada sekelilingnya mempunyai kerugian arus yang lebih kecil dibandingkan saluran dielektris yang pejal, akan tetapi pembuatannya ternyata lebih sulit karena adanya problem mekanisme penyimpan konduktor yang berbentuk bulat. Saluran koaksial yang disertai dengan penyekat dalam jarak yang mendekati keadaan ideal memiliki udara sebagai dielektris atau sering disebut kabel berdielektris udara.
Di dalam kabel pelindung pipa – pipa koaksial ini yakni kawat – kawat bercelah dengan suatu inti yang berbentuk silindris terdapat pasangan kawat – kawat yang digunakan sebagai cadangan dalam perbaikan. Kawat – kawat tersebut semuanya berbentuk bulat dan tepat di sekitarnya terdapat lapisan penyekat yang tebal dan juga pelindung yang terbuat dari timah hitam. Kawat – kawat bercelah ini dapat dipakai secara khusus sebagai penghubung antar stasiun ( order wire ) repeater yang bertugas dan juga untuk memantau pula mengawasi stasiun yang tidak berawak ( unantended ). Apabila diperlukan untuk perbaikan ( service ), maka kawat – kawat service pair dapat digunakan sebagai sirkuit atau fasilitas kabel multipleks. Terdapat 2 jenis kabel koaksial yaitu Thick Coaxial Cable dan Thin Coaxial Cable
Thick Coaxial Cable
Kabel Coaxial ini (RG-6) jika digunakan dalam jaringan mempunyai spesifikasi dan aturan sebagai berikut:
• Setiap ujung harus diterminasi dengan terminator 50-ohm (dianjurkan menggunakan terminator yang sudah dirakit, bukan menggunakan satu buah resistor 50-ohm 1 watt, sebab resistor mempunyai disipasi tegangan yang lumayan lebar).
• Maksimum 3 segment dengan peralatan terhubung (attached devices) atau berupa populated segments.
• Setiap kartu jaringan mempunyai pemancar tambahan (external transceiver).
• Setiap segment maksimum berisi 100 perangkat jaringan, termasuk dalam hal ini repeaters.
• Maksimum panjang kabel per segment adalah 1.640 feet (atau sekitar 500 meter).
• Maksimum jarak antar segment adalah 4.920 feet (atau sekitar 1500 meter).
• Setiap segment harus diberi ground.
• Jarang maksimum antara tap atau pencabang dari kabel utama ke perangkat (device) adalah 16 feet (sekitar 5 meter).
• Jarang minimum antar tap adalah 8 feet (sekitar 2,5 meter).
Thin Coaxial Cable
Kabel coaxial jenis ini, misalnya jenis RG-58 A/U atau C/U, jika diimplementasikan dengan Tconnector dan terminator dalam sebuah jaringan, harus mengikuti aturan sebagai berikut:
• Setiap ujung kabel diberi terminator 50-ohm.
• Panjang maksimal kabel adalah 1,000 feet (185 meter) per segment.
• Setiap segment maksimum terkoneksi sebanyak 30 perangkat jaringan (devices)
• Kartu jaringan cukup menggunakan transceiver yang onboard, tidak perlu tambahan transceiver, kecuali untuk repeater.
• Maksimum ada 3 segment terhubung satu sama lain (populated segment).
• Setiap segment sebaiknya dilengkapi dengan satu ground.
• Panjang minimum antar T-Connector adalah 1,5 feet (0.5 meter).
• Maksimum panjang kabel dalam satu segment adalah 1,818 feet (555 meter).
• Setiap segment maksimum mempunyai 30 perangkat terkoneksi.
Keunggulan
Kabel jenis ini mempunyai kemampuan dalam menyalurkan sinyal – sinyal listrik yang lebih besar dibandingkan saluran transmisi dari kawat biasa. Selain itu kabel koaksial memiliki ketahanan arus yang semakin kecil pada frekuensi yang lebih tinggi. Perambatan energi elektromagnetiknya dibatasi dalam pipa dan juga sekat dari pengaruh interfensi atau gangguan percakapan silang luar karena bentuknya yang sedemikan rupa. Pada perkembangannya, pemakaian pesawat telepon yang semakin meningkat menyebabkan adanya keterbatasan penampungan spektrum yang tersedia pada mikrowave. Hal ini berdampak pada peningkatan penggunaan kabel koaksial sebagai penunjang jalur mikrowave pada jarak yang pendek.
Kelemahan
Walaupun kabel koaksial pada dasarnya memiliki tingkat keandalan yang tinggi dalam proses transmisi, dari sisi ekonomi, sistem penyaluran informasi menggunakan kabel ini memiliki kelemahan yakni dalam hal investasi dan biaya pemeliharaan yang mahal. Lebar bidang frekuensi dalam kabel koaksial hanya terbatas oleh gain ( pengerasan ) yang dikehendaki, yang diperlukan untuk mempertahankan mutu sinyal yang baik. Dalam suatu jarak tertentu, transmisi sinyal – sinyal elektromagnetik harus diangkat dengan serangkaian repeater yang terbuat dari tabung elektron pada jalur tersebut agar penyampaian komunikasi terjalin lebih baik. Satu kelemahan yang juga melanda kabel koaksial yakni adanya pengaruh yang besar dari variasi temperatur. Hal ini dapat berpengaruh pada mutu dan kualitas dari sistem koaksial tersebut. Masalah kemudian ini ditanggulangi dengan adanya penanaman kabel di dalam tanah dan juga mengandalkan bantuan repeater yang bertugas sebagai penyeimbang tambahan terhadap perubahan variasi temperatur yang terjadi dalam kabel.
Kabel UTP
Setiap pasangan dipilin untuk mengurangi interferensi.
Kabel Twisted pair (pasangan berpilin) adalah sebuah bentuk kabel di mana dua konduktor digabungkan dengan tujuan untuk mengurangi atau meniadakan interferensi elektromagnetik dari luar seperti radiasi elektromagnetik dari kabel unshielded twisted pair (UTP) cables, dan crosstalk di antara pasangan kabel yang berdekatan.
Unshielded twisted-pair (disingkat UTP) adalah sebuah jenis kabel jaringan yang menggunakan bahan dasar tembaga, yang tidak dilengkapi dengan shield internal. UTP merupakan jenis kabel yang paling umum yang sering digunakan di dalam jaringan lokal (LAN), karena memang harganya yang rendah, fleksibel dan kinerja yang ditunjukkannya relatif bagus. Dalam kabel UTP, terdapat insulasi satu lapis yang melindungi kabel dari ketegangan fisik atau kerusakan tapi, tidak seperti kabel Shielded Twisted-pair (STP), insulasi tersebut tidak melindungi kabel dari interferensi elektromagnetik.
Kabel UTP memiliki impendansi kira-kira 100 Ohm dan tersedia dalam beberapa kategori yang ditentukan dari kemampuan transmisi data yang dimilikinya seperti tertulis dalam tabel berikut.
Kategori Kegunaan
Category 1 (Cat1) Kualitas suara analog

Category 2 (Cat2) Transmisi suara digital hingga 4 megabit per detik

Category 3 (Cat3) Transmisi data digital hingga 10 megabit per detik

Category 4 (Cat4) Transmisi data digital hingga 16 megabit per detik
Category 5 (Cat5) Transmisi data digital hingga 100 megabit per detik
Enhanced Category 5 (Cat5e) Transmisi data digital hingga 250 megabit per detik
Category 6 (Cat6)
Category 7 (Cat7)
Di antara semua kabel di atas, kabel Enhanced Category 5 (Cat5e) dan Category 5 (Cat5) merupakan kabel UTP yang paling populer yang banyak digunakan dalam jaringan berbasis teknologi Ethernet.
Kategori 1
Kabel UTP Category 1 (Cat1) adalah kabel UTP dengan kualitas transmisi terendah, yang didesain untuk mendukung komunikasi suara analog saja. Kabel Cat1 digunakan sebelum tahun 1983 untuk menghubungkan telepon analog Plain Old Telephone Service (POTS). Karakteristik kelistrikan dari kabel Cat1 membuatnya kurang sesuai untuk digunakan sebagai kabel untuk mentransmisikan data digital di dalam jaringan komputer, dan karena itulah tidak pernah digunakan untuk tujuan tersebut.
Kategori 2
Kabel UTP Category 2 (Cat2) adalah kabel UTP dengan kualitas transmisi yang lebih baik dibandingkan dengan kabel UTP Category 1 (Cat1), yang didesain untuk mendukung komunikasi data dan suara digital. Kabel ini dapat mentransmisikan data hingga 4 megabit per detik. Seringnya, kabel ini digunakan untuk menghubungkan node-node dalam jaringan dengan teknologi Token Ring dari IBM. Karakteristik kelistrikan dari kabel Cat2 kurang cocok jika digunakan sebagai kabel jaringan masa kini. Gunakanlah kabel yang memiliki kinerja tinggi seperti Category 3, Category 4, atau Category 5.
Category 3
Kabel UTP Category 3 (Cat3) adalah kabel UTP dengan kualitas transmisi yang lebih baik dibandingkan dengan kabel UTP Category 2 (Cat2), yang didesain untuk mendukung komunikasi data dan suara pada kecepatan hingga 10 megabit per detik. Kabel UTP Cat3 menggunakan kawat-kawat tembaga 24-gauge dalam konfigurasi 4 pasang kawat yang dipilin (twisted-pair) yang dilindungi oleh insulasi. Cat3 merupakan kabel yang memiliki kemampuan terendah (jika dilihat dari perkembangan teknologi Ethernet), karena memang hanya mendukung jaringan 10BaseT saja. Seringnya, kabel jenis ini digunakan oleh jaringan IBM Token Ring yang berkecepatan 4 megabit per detik, sebagai pengganti Cat2.
Tabel berikut menyebutkan beberapa karakteristik yang dimiliki oleh kabel UTP Category 3 pada beberapa frekuensi.
Karakteristik Nilai pada frekuensi 10 MHz Nilai pada frekuensi 16 MHz
Attenuation (pelemahan sinyal) 27 dB/1000 kaki 36 dB/1000 kaki
Near-end Cross-Talk (NEXT) 26 dB/1000 kaki 23 dB/1000 kaki
Resistansi 28.6 Ohm/1000 kaki 28.6 Ohm/1000 kaki
Impendansi 100 Ohm (±15%) 100 Ohm (±15%)
Kapasitansi 18 picoFarad/kaki 18 picoFarad/kaki
Category 4
Kabel UTP Category 4 (Cat4) adalah kabel UTP dengan kualitas transmisi yang lebih baik dibandingkan dengan kabel UTP Category 3 (Cat3), yang didesain untuk mendukung komunikasi data dan suara hingga kecepatan 16 megabit per detik. Kabel ini menggunakan kawat tembaga 22-gauge atau 24-gauge dalam konfigurasi empat pasang kawat yang dipilin (twisted pair) yang dilindungi oleh insulasi. Kabel ini dapat mendukung jaringan Ethernet 10BaseT, tapi seringnya digunakan pada jaringan IBM Token Ring 16 megabit per detik.
Tabel berikut menyebutkan beberapa karakteristik yang dimiliki oleh kabel UTP Category 4 pada beberapa frekuensi.
Karakteristik Nilai pada frekuensi 10 MHz Nilai pada frekuensi 20 MHz
Attenuation 20 dB/1000 kaki 31 dB/1000 kaki
Near-end Cross-Talk 41 dB/1000 kaki 36 dB/1000 kaki
Resistansi 28.6 Ohm/1000 kaki 28.6 Ohm/1000 kaki
Impedansi 100 Ohm (±15%) 100 Ohm (±15%)
Kapasitansi 18 picoFarad/kaki 18 picoFarad/kaki
Category 5
Kabel UTP Category 5 (Cat5) adalah kabel dengan kualitas transmisi yang jauh lebih baik dibandingkan dengan kabel UTP Category 4 (Cat4), yang didesain untuk mendukung komunikasi data serta suara pada kecepatan hingga 100 megabit per detik. Kabel ini menggunakan kawat tembaga dalam konfigurasi empat pasang kawat yang dipilin (twisted pair) yang dilindungi oleh insulasi. Kabel ini telah distandardisasi oleh Electronic Industries Alliance (EIA) dan Telecommunication Industry Association (TIA).
Kabel Cat5 dapat mendukung jaringan Ethernet (10BaseT), Fast Ethernet (100BaseT), hingga Gigabit Etheret (1000BaseT). Kabel ini adalah kabel paling populer, mengingat kabel serat optik yang lebih baik harganya hampir dua kali lipat lebih mahal dibandingkan dengan kabel Cat5. Karena memiliki karakteristik kelistrikan yang lebih baik, kabel Cat5 adalah kabel yang disarankan untuk semua instalasi jaringan.
Karakteristik Nilai pada frekuensi 10 MHz Nilai pada frekuensi 100 MHz
Attenuation 20 dB/1000 kaki 22 dB/1000 kaki
Near-end Cross-talk 47 dB/1000 kaki 32.3 dB/1000 kaki
Resistansi 28.6 Ohm/1000 kaki 28.6 Ohm/1000 kaki
Impendansi 100 Ohm (±15%) 100 Ohm (±15%)
Kapasitansi 18 picoFarad/kaki 18 picoFarad/kaki
Structural return loss 16 dB 16 dB
Delay skew 45 nanodetik/100 meter 45 nanodetik/100 meter
Enhanced Category 5
Kabel ini merupakan versi perbaikan dari kabel UTP Cat5, yang menawarkan kemampuan yang lebih baik dibandingkan dengan Cat5 biasa. Kabel ini mampu mendukung frekuensi hingga 250 MHz, yang direkomendasikan untuk penggunaan dalam jaringan Gigabit Ethernet, meskipun menggunaan kabel UTP Category 6 lebih disarankan untuk mencapai kinerja tertinggi.
Dalam menghubungkan jaringan Ethernet dengan menggunakan kabel UTP Category 5, terdapat dua strategi pengabelan, yakni Crossover cable dan Straight-through cable. Kabel Crossover digunakan untuk menghubungkan dua perangkat yang sama (NIC dengan NIC lainnya, hub dengan hub yang lainnya dan lain-lain), sementara kabel Straight-through digunakan untuk menghubungkan NIC dengan hub atau NIC dengan switch.
Shielded twisted pair (STP atau STP-A)
Shielded twisted pair atau STP adalah kabel pasangan berpilin yang memiliki perlindungan dari logam untuk melindungi kabel dari intereferensi elektromagnetik luar.

Perbaikan dan Setting Ulang Jaringan

Persiapan untuk melakukan perbaikan konektifitas jaringan pada komputer client yang bermasalah harus terlebih dahulu mengetahui peralatan-peralatan yang akan digunakan dan dibutuhkan dalam jaringan tersebut. Selain peralatan dalam proses perbaikan konektifitas kita juga harus mengetahui jenis topologi jaringan yang digunakan oleh komputer client tersebut. Hal ini dilakukan agar dalam proses persiapan dan proses perbaikan kita tidak menggunakan sistem trial and error yang berarti kita hanya mencoba-coba saja tanpa mengetahui permasalahan yang dihadapi sebenarnya. Pada pembahasan berikut akan membahas tentang persiapan perbaikan konektiftas pada jaringan dengan topologi Bus dan Star. Alasan pembahasan hanya pada jaringan dengan topologi Bus dan Star karena kedua jaringan paling bayak digunakan.
1) Persiapan Perbaikan Konektivitas pada Jaringan dengan Topologi Bus
Merupakan topologi fisik yang menggunakan kabel Coaxial dengan menggunakan T-Connector dengan terminator 50 ohm pada ujung jaringan. Topologi bus menggunakan satu kabel yang kedua ujungnya ditutup serta sepanjang kabel terdapat node-node.
Karakteristik topologi Bus adalah:
- merupakan satu kabel yang kedua ujungnya ditutup dimana sepanjang kabel terdapat node-node.
- Paling prevevalent karena sederhana dalam instalasi
- Signal melewati 2 arah dengan satu kabel kemungkinan terjadi collision (tabrakan data atau tercampurnya data).
- Permasalahan terbesar jika terjadi putus atau longgar pada salah satu konektor maka seluruh jaringan akan berhenti
- Topologi Bus adalah jalur transmisi dimana signal diterima dan dikirim pada setiap alat/device yang tersambung pada satu garis lurus (kabel), signal hanya akan ditangkap oleh alat yang dituju, sedangkan alat lainnya yang bukan tujuan akan mengabaikan signal tersebut/hanya akan dilewati signal.


Persiapan yang dilakukan adalah dengan mempersiapkan peralatannya. Peralatan atau bahan yang dibutuhkan untuk jaringan dengan Topologi Bus adalah:
a) Kartu Jaringan (Network Interface Card/ LAN Card)
Sebuah kartu jarinagn (LAN Card) yang terpasang pada slot ekspansi pada sebuah motherboard komputer server maupun workstation (client) sehingga komputer dapat dihubungkan kedalam sistem jaringan. Dilihat dari jenis interface-nya pada PC terdapat dua jenis yakni PCI dan ISA
b) Kabel dan konektor
Kabel yang digunakan untuk jaringan dengan topologi Bus adalah menggunakan kabel coaxial. Kabel coaxial menyediakan perlindungan cukup baik dari cross talk ( disebabkan medan listrik dan fase signal) dan electical inteference (berasal dari petir, motor dan sistem radio) karena terdapat semacam pelindung logam/metal dalam kabel tersebut.
Jenis kabel coaxial diantaranya kabel TV (kabel Antena), thick coaxial dan thin coaxial kecepatan transfer rate data maximum 10 mbps.
Kabel Coaxial atau kabel RG-58 atau kabel 10base2 (ten base two) memiliki jangkauan antara 300 m dan dapat mencapai diatas 300m dengan menggunakan repeater. Untuk dapat digunakan sebagai kabel jaringan harus memenuhi standar IEEE 802.3 10BASE2, dengan diameter rata-rata berkisar 5 mm dan biasanya berwarna gelap.
Konektor yang digunakan dalam jaringan Topologi Bus adalah dengan menggunakan konektor BNC. Konektor BNC ada 3 jenis yakni:
a) Konektor BNC
Konektor BNC yang dipasangkan pada ujung-ujung kabel coaxial.
b) TerminatorBNC
Konektor BNC dipasangkan pada ujung-ujung Jaringan dengan Topologi Bus yang memiliki nilai hambatan 50 ohm.
c) TBNC
Adalah konektor yang dihubungkan ke kartu jaringan (LAN Card) dan ke Konektor BNC ataupun ke terminator untuk ujung jaringan.
Persiapan Perbaikan konektifitas pada Jaringan dengan topologi Star
Topologi Star adalah topologi setiap node akan menuju node pusat/ sentral sebagai konselor. Aliran data akan menuju node pusat baru menuju ke node tujuan.
Topologi ini banyak digunakan di berbagai tempat karena memudahkan untuk menambah, megurangi dan mendeteksi kerusakan jaringan yang ada. Panjang kabel tidak harus sesuai (matching). Kerugian terjadi pada panjang kabel yang dapat menyebabkan (loss effect) karena hukum konduksi, namun semua itu bisa diabaikan.
Karateristik topologi Star adalah:
a) Setiap node berkomunikasi langsung dengan central node, traffic data mengalir dari node ke central node dan kembali lagi.
b) Mudah dikembangkan karena setiap node hanya memiliki kabel yang langsung terhubung ke central node.
c) Keunggulan jika terjadi kerusakan pada salah satu node maka hanya pada node tersebut yang terganggu tanpa mengganggu jaringan lain
d) Dapat digunakan kabel lower karena hanya menghandle satu traffic node dan biasanya menggunakan kabel UTP
Persiapan yang harus dilakukan adalah mempersiapkan peralatannya. Peralatan atau bahan yang dibutuhkan untuk jaringan dengan Topologi Bus adalah:
a) Kartu Jaringan (Network Interface Card/ LAN Card)
Sebuah kartu jarinagn (LAN Card) yang terpasang pada slot ekspansi pada sebuah motherboard komputer server maupun workstation (client) sehingga komputer dapat dihubungkan kedalam sistem jaringan. Dilihat dari jenis interface-nya untuk jaringan menggunakan topologi star menggunakan kartu jaringan jenis PCI.
Kabel dan Konektor
Kabel yang digunakan dalam Jaringan dengan topologi star adalah UTP (Unshielded Twisted Pair). Merupakan sepasang kabel yang dililit satu sama lain dengan tujuan mengurangi interferensi listrik yang terdapat dari dua, empat atau lebih pasang (umumnya yang dipakai dalam jaringan adalah 4 pasang / 8 kabel). UTP dapat mempunyai transfer rate 10 mbps sampai dengan 100 mbps tetapi mempunyai jarak pendek yaitu maximum 100m.
Umumya di Indonesia warna kabel yang terlilit adalah (orange-putih orange), (hijau-putih hijau), (coklat-putih coklat) dan (biru-putih biru).
Konektor yang digunakan dalam jaringan Topologi star dengan kabel UTP (Unshielded Twisted Pair) yakni menggunakan konektor RJ 45 dan untuk mengepres kabel menggunakan tang khusus yakni Cramping tools
Perbaikan konektifitas merupakan tindakan untuk memperbaiki atau menghubungkan komputer client dengan komputer jaringan. Tindakan yang dilakukan adalah termasuk pemasangan dan konfigurasi ulang perangkat yang diganti.
Pada pembahasan berikut akan membahas pada perbaikan konektifitas pada jaringan dengan Topologi Bus dan Topologi Star. Hal ini dilakukan untuk lebih memperdalam bahasan sesuai dengan kegiatan belajar yang pertama.
Tindakan perbaikan konektifitas jaringan melalui beberapa tahap yakni:
1) Pemasangan Kartu Jaringan (LAN Card) pada Motherboard
Pemasangan Kartu jaringan pada motherboar disesuaikan dengan kartu jaringan yang dimiliki apakah menggunakan model ISA atau PCI. Kartu jaringan model ISA tidak dapat dipasangkan pada slot PCI dan sebaliknya. Jadi pemasangan kartu jaringan harus sesuai dengan slot ekspansinya. Karena ukuran slot ekspansi yang tidak sama maka mempermudah dalam pemasangan sehingga tidak mungkin tertukar. Pemasangan kartu jaringan dapat dilakukan pada slot manapun selama slot tersebut tidak dipakai oleh komponen lain atau masih kosong. Karena apabila anda memindah komponen yang sudah ada maka saat menghidupkan komputer windows akan mendeteksi ulang pada seluruh komponen sehingga akan melakukan inisialisasi ulang ini terjadi pada windows 98, Windows 2000 dan windows XP.
Pemasangan kartu jaringan dapat terlihat seperti gambar berikut:
2) Pemasangan Kabel pada Konektor
a) Pemasangan Kabel Coaxial dan Konektor BNC
Pemasangan Kabel Coaxial dan konektor BNC harus dilakukan dengan hati-hati jangan sampai terjadi short atau hubung singkat karena dapat menyebabkan kabel yang kita buat membuat sistem jaringan menjadi down. Pengecekan apakah kabel tersebut dalam kondisi yang baik atau tidak putus ditengah juga harus dilakukan karena ini juga sebagai antisipasi supaya tidak terjadi kegagalan konektifitas. Pengecekan dapat dilakukan dengan multimeter pada kedua ujung apakah ada short atau putus tidak. Jika tidak ada maka dapat dilakukan penyambungan Kabel Coaxial pada konektor BNC. Setelah selesai penyambungan Kabel Coaxial pada konektor BNC harus di cek lagi apakah ada short atau putus dalam kabel tersebut dengan menggunkan multimeter.
b) Pemasangan Kabel UTP dan Konektor RJ 45
Pemasangan Kabel UTP dan Konektor RJ 45 untuk jaringan susunan kabel harus dilakukan standarisasi dengan tujuan untuk mempermudah dalam penambahan jaringan baru tanpa harus melihat susunan yang dipakai jika telah menggunakan standarisasi pengurutan kabel UTP ke konektor RJ 45.
Pengkabelan menggunakan Kabel UTP terdapat dua metode yaitu:
1. Kabel Lurus (Straight Cable)
Kabel lurus (Straight Cable) adalah sistem pengkabelan antara ujung satu dengan yang lainnya adalah sama. Kabel lurus (Straight Cable) digunakan untuk menghubungkan antar workstation (Client) dengan Hub/Switch.
Skema Pengkabelan Lurus adalah antara konektor 1 dengan konektor 2 sebagai berikut:
Konektor 1
Pinout
Konektor 2
Pinout
Orange Putih
Orange
Hijau Putih
Biru
Biru Putih
Hijau
Coklat Putih
Coklat 1 _____________________ 1
2 _____________________ 2
3 _____________________ 3
4 _____________________ 4
5 _____________________ 5
6 _____________________ 6
7 _____________________ 7
8 _____________________ 8 Orange Putih
Orange
Hijau Putih
Biru
Biru Putih
Hijau
Coklat Putih
Coklat

Gambar 12. Pengawatan dalam Kabel Lurus (Straight Cable)


2. Kabel Silang (Crossover Cable)
Kabel Silang (Crossover Cable) adalah sistem pengkabelan antara ujung satu dengan yang lainnya saling disilangkan antar pengiriman (Transmiter) data dan penerima (Resiver) data. Kabel pengiriman data ujung satu akan diterima oleh penerima data pada ujung kedua begitupula sebaliknya penerima data satu merupakan pengirim data ujung kedua. Kabel Silang (Crossover Cable) digunakan untuk menghubungkan Hub/Switch dengan Hub/Switch atau antar dua komputer tanpa menggunakan hub.
Skema kabel silang (Crossover Cable )adalah antara konektor 1 dengan konektor 2 sebagai berikut:

Konektor 1
Pinout
Konektor 2
Pinout
Orange Putih
Orange
Hijau Putih
Biru
Biru Putih
Hijau
Coklat Putih
Coklat 1--------------------------------- 1
2 -------------------------------- 2
3 -------------------------------- 3
4 -------------------------------- 4
5 -------------------------------- 5
6 -------------------------------- 6
7 -------------------------------- 7
8 -------------------------------- 8
Orange Putih
Orange
Hijau Putih
Biru
Biru Putih
Hijau
Coklat Putih
Coklat


Pengiriman dan penerimaan data kabel silang (Crossover Cable) dari komputer ke komputer sebagai berikut:






Gambar 16. Pengiriman dan Penerimaan Data pada Kabel Silang (Crossover Cable)
3) Pemasangan Konektor pada sistem Jaringan
a) Pemasangan Kabel Coaxial dengan konektor BNC pada Jaringan dengan topologi Bus
Pemasangan Kabel Coaxial dengan konektor BNC pada Jaringan dengan topologi Bus yang menggunakan T-Connector dengan terminator 50 ohm pada ujung jaringan. Topologi bus menggunakan satu kabel yang kedua ujungnya ditutup dimana sepanjang kabel terdapat node-node.
Gambaran pemasangan Kabel Coaxial dengan konektor BNC pada Jaringan dengan topologi Bus adalah sebagai berikut:

b) Pemasangan Kabel UTP dengan Konektor RJ 45 pada Jaringan dengan Topologi Star
Pemasangan Kabel UTP dengan konektor RJ 45 pada Topologi Star adalah setiap node akan menuju node pusat/ sentral sebagai konselor. Aliran data akan menuju node pusat baru menuju ke node tujuan. Topologi ini banyak digunakan di berbagai tempat karena memudahankan untuk menambah, megurangi atau mendeteksi kerusakan jaringan yang ada.
Gambaran pemasangan kabel UTP dengan konektor RJ 45 pada Topologi Star adalah sebagai berikut: Seting konfigurasi (penginstalan driver kartu jaringan, pemilihan Protocol, Pengisian IP Address, subnet mask dan workgroup.
Apabila secara hardware semua telah terpasang dengan baik maka langkah selanjutnya adalah konfigurasi secara software yang dapat dilakukan dengan cara:
c) Penginstallan Driver Kartu Jaringan (LAN Card)
Penginstalan driver dilakukan apabila kartu jaringan belum terdeteksi dikarenakan tidak suport Plug and Play (PnP). Hal ini disebabkan karena driver dari sistem operasi (98/Me) yang digunakan tidak ada sehingga memerlukan driver bawaan dari kartu jaringan tersebut. Cara yang dapat dilakukan adalah dengan cara:
Klik start pada windows 98/me >> setting >> Control Panel

Setelah kartu jaringan terdeteksi atau terinstal dengan benar maka langkah selanjutnya adalah setting protocol yang digunakan.
d) Pemilihan Protocol
Biasanya setelah melakukan instalasi kartu jaringan (LAN Card) dengan baik secara otomatis akan memasukkan protocol TCP/IP dikotak dialog tersebut ( Gambar 21) namun apabila belum maka dapat dilakukan Perbaikan konektifitas merupakan tindakan untuk memperbaiki atau menghubungkan komputer client dengan komputer jaringan. Tindakan yang dilakukan adalah termasuk pemasangan dan konfigurasi ulang perangkat yang diganti.
Pada pembahasan berikut akan membahas pada perbaikan konektifitas pada jaringan dengan Topologi Bus dan Topologi Star. Hal ini dilakukan untuk lebih memperdalam bahasan sesuai dengan kegiatan belajar yang pertama.
Tindakan perbaikan konektifitas jaringan melalui beberapa tahap yakni:
4) Pemasangan Kartu Jaringan (LAN Card) pada Motherboard
Pemasangan Kartu jaringan pada motherboar disesuaikan dengan kartu jaringan yang dimiliki apakah menggunakan model ISA atau PCI. Kartu jaringan model ISA tidak dapat dipasangkan pada slot PCI dan sebaliknya. Jadi pemasangan kartu jaringan harus sesuai dengan slot ekspansinya. Karena ukuran slot ekspansi yang tidak sama maka mempermudah dalam pemasangan sehingga tidak mungkin tertukar. Pemasangan kartu jaringan dapat dilakukan pada slot manapun selama slot tersebut tidak dipakai oleh komponen lain atau masih kosong. Karena apabila anda memindah komponen yang sudah ada maka saat menghidupkan komputer windows akan mendeteksi ulang pada seluruh komponen sehingga akan melakukan inisialisasi ulang ini terjadi pada windows 98, Windows 2000 dan windows XP.
Pemasangan kartu jaringan dapat terlihat seperti gambar berikut:


5) Pemasangan Kabel pada Konektor
a) Pemasangan Kabel Coaxial dan Konektor BNC
Pemasangan Kabel Coaxial dan konektor BNC harus dilakukan dengan hati-hati jangan sampai terjadi short atau hubung singkat karena dapat menyebabkan kabel yang kita buat membuat sistem jaringan menjadi down. Pengecekan apakah kabel tersebut dalam kondisi yang baik atau tidak putus ditengah juga harus dilakukan karena ini juga sebagai antisipasi supaya tidak terjadi kegagalan konektifitas. Pengecekan dapat dilakukan dengan multimeter pada kedua ujung apakah ada short atau putus tidak. Jika tidak ada maka dapat dilakukan penyambungan Kabel Coaxial pada konektor BNC. Setelah selesai penyambungan Kabel Coaxial pada konektor BNC harus di cek lagi apakah ada short atau putus dalam kabel tersebut dengan menggunkan multimeter.
Pemasangan Kabel UTP dan Konektor RJ 45 untuk jaringan susunan kabel harus dilakukan standarisasi dengan tujuan untuk mempermudah dalam penambahan jaringan baru tanpa harus melihat susunan yang dipakai jika telah menggunakan standarisasi pengurutan kabel UTP ke konektor RJ 45.


Pengkabelan menggunakan Kabel UTP terdapat dua metode yaitu:
3. Kabel Lurus (Straight Cable)
Kabel lurus (Straight Cable) adalah sistem pengkabelan antara ujung satu dengan yang lainnya adalah sama. Kabel lurus (Straight Cable) digunakan untuk menghubungkan antar workstation (Client) dengan Hub/Switch.
Skema Pengkabelan Lurus adalah antara konektor 1 dengan konektor 2 sebagai berikut:
Konektor 1
Pinout
Konektor 2
Pinout
Orange Putih
Orange
Hijau Putih
Biru
Biru Putih
Hijau
Coklat Putih
Coklat 1 _____________________ 1
2 _____________________ 2
3 _____________________ 3
4 _____________________ 4
5 _____________________ 5
6 _____________________ 6
7 _____________________ 7
8 _____________________ 8 Orange Putih
Orange
Hijau Putih
Biru
Biru Putih
Hijau
Coklat Putih
Coklat

4. Kabel Silang (Crossover Cable)
Kabel Silang (Crossover Cable) adalah sistem pengkabelan antara ujung satu dengan yang lainnya saling disilangkan antar pengiriman (Transmiter) data dan penerima (Resiver) data. Kabel pengiriman data ujung satu akan diterima oleh penerima data pada ujung kedua begitupula sebaliknya penerima data satu merupakan pengirim data ujung kedua. Kabel Silang (Crossover Cable) digunakan untuk menghubungkan Hub/Switch dengan Hub/Switch atau antar dua komputer tanpa menggunakan hub.







Skema kabel silang (Crossover Cable )adalah antara konektor 1 dengan konektor 2 sebagai berikut:

Konektor 1
Pinout
Konektor 2
Pinout
Orange Putih
Orange
Hijau Putih
Biru
Biru Putih
Hijau
Coklat Putih
Coklat 1--------------------------------- 1
2 -------------------------------- 2
3 -------------------------------- 3
4 -------------------------------- 4
5 -------------------------------- 5
6 -------------------------------- 6
7 -------------------------------- 7
8 -------------------------------- 8
Orange Putih
Orange
Hijau Putih
Biru
Biru Putih
Hijau
Coklat Putih
Coklat



Pengiriman dan penerimaan data kabel silang (Crossover Cable) dari komputer ke komputer sebagai berikut:






Gambar 16. Pengiriman dan Penerimaan Data pada Kabel Silang (Crossover Cable)
6) Pemasangan Konektor pada sistem Jaringan
a) Pemasangan Kabel Coaxial dengan konektor BNC pada Jaringan dengan topologi Bus
Pemasangan Kabel Coaxial dengan konektor BNC pada Jaringan dengan topologi Bus yang menggunakan T-Connector dengan terminator 50 ohm pada ujung jaringan. Topologi bus menggunakan satu kabel yang kedua ujungnya ditutup dimana sepanjang kabel terdapat node-node.
Gambaran pemasangan Kabel Coaxial dengan konektor BNC pada Jaringan dengan topologi Bus adalah sebagai berikut:
b) Pemasangan Kabel UTP dengan Konektor RJ 45 pada Jaringan dengan Topologi Star
Pemasangan Kabel UTP dengan konektor RJ 45 pada Topologi Star adalah setiap node akan menuju node pusat/ sentral sebagai konselor. Aliran data akan menuju node pusat baru menuju ke node tujuan. Topologi ini banyak digunakan di berbagai tempat karena memudahankan untuk menambah, megurangi atau mendeteksi kerusakan jaringan yang ada.
Gambaran pemasangan kabel UTP dengan konektor RJ 45 pada Topologi Star adalah sebagai berikut:
Seting konfigurasi (penginstalan driver kartu jaringan, pemilihan Protocol, Pengisian IP Address, subnet mask dan workgroup.
Apabila secara hardware semua telah terpasang dengan baik maka langkah selanjutnya adalah konfigurasi secara software yang dapat dilakukan dengan cara:
c) Penginstallan Driver Kartu Jaringan (LAN Card)
Penginstalan driver dilakukan apabila kartu jaringan belum terdeteksi dikarenakan tidak suport Plug and Play (PnP). Hal ini disebabkan karena driver dari sistem operasi (98/Me) yang digunakan tidak ada sehingga memerlukan driver bawaan dari kartu jaringan tersebut. Cara yang dapat dilakukan adalah dengan cara:
Klik start pada windows 98/me >> setting >> Control Panel

Setelah kartu jaringan terdeteksi atau terinstal dengan benar maka langkah selanjutnya adalah setting protocol yang digunakan.
d) Pemilihan Protocol
Biasanya setelah melakukan instalasi kartu jaringan (LAN Card) dengan baik secara otomatis akan memasukkan protocol TCP/IP dikotak dialog tersebut ( Gambar 21) namun apabila belum maka dapat dilakukan
d) Pemilihan Workgroup
Pemilihan workgroup untuk menentukan kelompok mana yang kita hubungai. Workgroup dapat juga disebut nama Jaringan yang ada jadi untuk masuk sistem harus menuju ke nama jaringan yang dituju apabila tidak maka juga tidak masuk dalam sistem jaringan tersebut.

Penerapan Kabel Koaksial pada Topologi Star

Kabel koaksial pada umumnya digunakan pada topologi bus. Berikut ini adala karakteristik topologi bus.
Topologi ini memiliki karakteristik sebagai berikut:
•merupakan satu kabel yang kedua ujung nya ditutup, dimana sepanjang kabel terdapat node-node
•umum digunakan karena sederhana dalam instalasi
•signal melewati kabel dalam dua arah dan mungkin terjadi collision
•problem terbesar pada saat kabel putus. Jika salah satu segmen kabel putus, maka seluruh jaringan akan terhenti.

Sedangkan kabel koaksial itu sendiri adalah media penyalur atau transmitor yang bertugas menyalurkan setiap informasi yang telah diubah menjadi sinyal – sinyal listrik. Kabel ini memiliki kemampuan yang besar dalam menyalurkan bidang frekuensi yang lebar, sehingga sanggup mentransmisi kelompok kanal frekuensi percakapan atau program televisi. Kabel koaksial biasanya digunakan untuk saluran interlokal yang berjarak relatif dekat yakni dengan jarak maksimum 2.000 km.
Konstruksi
•Konduktor utama
Konduktor kabel harus terbuat dari bahan tembaga padat berbentuk silindris tanpa cacat berkonduktivitas tinggi. Untuk diameter dari kabel tidak diperbolehkan melebihi 0,02 mm dan 1,53 mm. Sedangkan untuk tahanan dari konduktor yang letaknya di dalam ( inner conductor) adalah 1/58 per 1 meter.
•Isolasi
Isolasi kabel terbuat dari bahan polietilena homogen dan melingkari pada konduktor utama. Untuk diameter nominalnya yakni 0,97 mm dan juga tidak diperbolehkan melebihi 0,05 mm.
•Konduktor bagian luar
Konduktor terbuat dari pita tembaga yang memiliki tebal 0,25 mm dengan maksimum toleransi 0,2 mm pada posisi memanjang dan sedikit tumpang tindih. Untuk tahanannya adalah sebesar 1/52 per meter. Pada bagian atas pita tembaga ini dibalut secara helikod dengan dua lapis pita baja yang memiliki tebal 0,15 mm yang digunakan sebagai pelindung elektromagnetik.
•Penggantung
Penggantung di sini terdiri dari tujuh bual lilit kawat baja dengan ukuran 2 mm dan dengan daya kuat tarik sebesar 3,010 kgf.
•Pembungkus luar
Pembungkus luar kabel terbuat dari polietilena yang dicampur dengan karbon hitam sebanyak 2%. Untuk tebal rata – rata pembungkus tidak diperbolehkan melebihi dari 2 mm dan juga tidak boleh kurang dari 1,6 mm. Sementara untuk tebal dari bagian antara penggantung dengan kabel adalah 3,4 mm dan dengan tinggi 3 – 4,5 mm.

Sifat-sifat elektris
Pada dasarnya kabel koaksial memakai kawat tunggal yang menggelantung di tengah konduktoryang berbentuk silindris. Kawat tersebut berada pada tengah tabung atau pipa yang kemudian di antara kabel – kabel tersebut disisipi semacam bahan isolator piringan. Kabel ini memiliki faktor redaman yang sangat kecil dengan pelindung yang juga sangat ketat akan kemungkinan interfensi dan gangguan radiasi.
Walupun saluran – saluran koaksial yang memiliki sekat pada sekelilingnya mempunyai kerugian arus yang lebih kecil dibandingkan saluran dielektris yang pejal, akan tetapi pembuatannya ternyata lebih sulit karena adanya problem mekanisme penyimpan konduktor yang berbentuk bulat. Saluran koaksial yang disertai dengan penyekat dalam jarak yang mendekati keadaan ideal memiliki udara sebagai dielektris atau sering disebut kabel berdielektris udara.
Di dalam kabel pelindung pipa – pipa koaksial ini yakni kawat – kawat bercelah dengan suatu inti yang berbentuk silindris terdapat pasangan kawat – kawat yang digunakan sebagai cadangan dalam perbaikan. Kawat – kawat tersebut semuanya berbentuk bulat dan tepat di sekitarnya terdapat lapisan penyekat yang tebal dan juga pelindung yang terbuat dari timah hitam. Kawat – kawat bercelah ini dapat dipakai secara khusus sebagai penghubung antar stasiun ( order wire ) repeater yang bertugas dan juga untuk memantau pula mengawasi stasiun yang tidak berawak ( unantended ). Apabila diperlukan untuk perbaikan ( service ), maka kawat – kawat service pair dapat digunakan sebagai sirkuit atau fasilitas kabel multipleks.

Penyambungan
Kabel koaksial seringkali membutuhkan adanya proses penyambungan agar proses penyaluran menjadi lebih baik. Konduktor dalam kabel terbuat dari tembaga dengan diameter 5 mm serta dibungkus dengan osilasi polietilena dengan diameter 10 mm disusul pada konduktor luar yang berbentuk pita tembaga dengan tebal 2 mm. Kemudian dalam kabel koaksial udara biasanya terdapat kawat yang terbuat dari baja dengan kabel konduktornya yang membentuk huruf S. Dalam penyambungan kabel koaksial, beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah :
•Kontinuitas konduktor utama kabel dalam kondisi yang terpelihara oleh keberadaan selongsong ( cincin berulir )
•Semua dielektrik polietilena terbentuk dengan adanya sistem injeksi ( mencetak )
•Konduktor luar pada kabel digantikan oleh sebuah jalinan tembaga
•Pembungkus bagian luar polietilena digantikan oleh lapisan yang mudah mengerut akibat kondisi yang panas
•Kontinuitas dari kabel penggantung tetap terpelihara oleh keberadaan konektor – konektor khusus
•Sambungan daripada kabel harus sedemikian rupa sehingga kabel tetap bersifat homogen seperti pada kondisi yang semula
•Redaman sedapat mungkin tetap pada angka nol atau sekecil – kecilnya
•Hasil dari pekerjaan sambungan kabel tersebut haruslah rapi
Sedangkan topologi star sendiri sangat berbeda dengan topoloti bus. Topologi ini mempunyai karakteristik sebagai berikut:
•setiap node berkomunikasi langsung dengan central node, traffic data mengalir dari node ke central node dan kembali lagi.
•mudah dikembangkan, karena setiap node hanya memiliki kabel yang langsung terhubung ke central node
•keunggulan : jika satu kabel node terputus yang lainnya tidak terganggu
•dapat digunakan kabel yang “lower grade” karena hanya menghandel satu traffic node, biasanya digunakan kabel UTP


Topologi Star
Pada topologi star kebel yang digunakan untuk menyambungkan host pada consentrator adalah kabel UTP. Unshielded twisted-pair (disingkat UTP) adalah sebuah jenis kabel jaringan yang menggunakan bahan dasar tembaga, yang tidak dilengkapi dengan shield internal. UTP merupakan jenis kabel yang paling umum yang sering digunakan di dalam jaringan lokal (LAN), karena memang harganya yang rendah, fleksibel dan kinerja yang ditunjukkannya relatif bagus. Dalam kabel UTP, terdapat insulasi satu lapis yang melindungi kabel dari ketegangan fisik atau kerusakan tapi, tidak seperti kabel Shielded Twisted-pair (STP), insulasi tersebut tidak melindungi kabel dari interferensi elektromagnetik.
Kabel UTP memiliki impendansi kira-kira 100 Ohm dan tersedia dalam beberapa kategori yang ditentukan dari kemampuan transmisi data yang dimilikinya seperti tertulis dalam tabel berikut.
Dan pada topologi star menggunakan konsentrator berupa HUB / Switch. Sedangkan HUB / Switch tidak ada yang portnya cocok untuk kabel koaksial. Umumnya semua HUB / Switch yang ditemui dipasaran semuanya cocok untuk konektor RJ-45 bukan untuk konektor pada kabel koaksial. Selain itu karakterisktik kabel koaksial dan kabel UTP berbeda. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kabel koaksial tidak dapat digunakan untuk topologi star.

Perbedaan Setting Konfigurasi Client

Pada setting konfigurasi client, umumnya sama yaitu dengan menyeting IP client tersebut. Perbesaan terdapat pada langkah-langkah untuk menyeting IP tersebut. Perbedaan tersebut tergantung pada Operating System yang digunakan pada Personal Computer yang digunakan client tersebut. Karena langkah-langkah penyetingan IP masing-masing vendor OS berbeda. Misalnya setting IP pada OS Windows, OS Linux SUSE, OS Linux Ubuntu dan lain-lain.
Contoh :
Cara setting konfigurasi client pada OS Windows.
1.Start -> Control Panel -> Network Conection
2.Klik kanan pada Local Area Network dan pilih Properties
3.Pilih Internet Protocol TCP/IP lalu klik Properties.
4.Isikan IP address, subnet mask, default gateway, dan DNS computer tersebut lalu klik OK.

Cara Setting IP address untuk Koneksi ke Internet dan Jaringan

Cara untuk menyeting IP, antara lain:

Klik menu Start, kemudian pilih Control Panel


Setelah itu, pilih Network and Internet Conection.


Lalu pilih Network Connection.


Setelah muncul tampilan seperti di bawah ini, klik kanan pada icon Local Area COnnection, lalu pilih Properties.


Setelah muncul tampilan seperti pada gambar di bawah ini, aktifkan Internet Protocol (TCP/IP), lalu klik Properties.


Klik radio button Use the following IP address, kemudian isi kotak IP address, Subnet mask dan Default gateway. Setelah itu klik radio button Use the following DNS server addresses, setelah itu isi kotal Preferred DNS server dan Alternate DNS server. Setelah semua dapat dipastikan benar, klik OK.


Klik OK setelah muncul tampilan seperti pada gambar di bawah ini.


Setelah anda melalui step di atas, anda telah selesai mengatur IP komputer anda. Untuk memastikan bahwa anda telah terhubung dengan jaringan dan internet. letakkan pointer mouse pada icon Local Area Connection pada taskbar.


Akan muncul tampilan seperti gambar di bawah ini.


Untuk lebih memastikan lagi klik icon Local Area Connection pada taskbar.


Akan muncul tampilan seperti pada gambar di bawah ini, anda dapat melihat status koneksi LAN dan kecepatannya. Kecepatan pengiriman dan penerimaan data dan perintahnya juga dapat dilihat disini.


Pada Support anda dapat melihat IP address, Subnet Mask, Default Gateway, dll yang telah anda setting tadi.


Selain dengan cara di atas, anda juga dapat mengecek koneksi dari Command Prompt. Dilakukan dengan cara, klik nemu Start kemudian Run.


Pada kotak Search isikan cmd, seperti pada gambar.


Setelah itu tuliskan ping (spasi) IP address komputer anda, kemudian tekan tombol ENTER pada keyboard.


Perhatikan gambar di bawah ini, jika muncul tampilan seperti pada gambar di bawah ini, berarti komputer anda telah terhubung pada jaringan LAN.

Laporan Cara Menginstal Linux Open SUSE 11.0 Berbasis Teks


Oleh :
Nama : Farah Vian Dini
Kelas : 10 TKJ 2


Dibibimbing oleh: Ibu Nomiyasari


Pengertian Operating System Linux Open SUSE 11.0
Linux merupakan salah satu contoh hasil pengembangan perangkat lunak bebas dan sumber terbuka utama. Seperti perangkat lunak bebas dan sumber terbuka lainnya pada umumnya, kode sumber Linux dapat dimodifikasi, digunakan dan didistribusikan kembali secara bebas oleh siapapun. Nama "Linux" berasal dari nama kernelnya (kernel Linux), yang dibuat tahun 1991 oleh Linus Torvalds. Sistemnya, peralatan sistem dan pustakanya umumnya berasal dari sistem operasi GNU, yang diumumkan tahun 1983 oleh Richard Stallman. Kontribusi GNU adalah dasar dari munculnya nama alternatif GNU/Linux.

Linux telah lama dikenal untuk penggunaannya di server, dan didukung oleh perusahaan-perusahaan komputer ternama seperti Dell, Hewlett-Packard, IBM, Novell, Oracle Corporation, Red Hat, dan Sun Microsystems. Linux digunakan sebagai sistem operasi di berbagai macam jenis perangkat keras komputer, termasuk komputer desktop, superkomputer, dan sistem benam seperti pembaca buku elektronik, sistem permainan video (PlayStation 2, PlayStation 3 dan XBox), telepon genggam dan router. Para pengamat teknologi informatika beranggapan kesuksesan Linux dikarenakan Linux tidak bergantung kepada vendor (vendor independence), biaya operasional yang rendah, dan kompatibilitas yang tinggi dibandingkan versi UNIX tak bebas, serta faktor keamanan dan kestabilannya yang tinggi dibandingkan dengan sistem operasi lainnya seperti Microsoft Windows. Ciri-ciri ini juga menjadi bukti atas keunggulan model pengembangan perangkat lunak sumber terbuka (opensource software).

Sistem operasi Linux yang dikenal dengan istilah distribusi Linux (Linux distribution) atau distro Linux umumnya sudah termasuk perangkat-perangkat lunak pendukung seperti server web, bahasa pemrograman, basisdata, tampilan desktop (desktop environment) (seperti GNOME dan KDE), dan paket aplikasi perkantoran (office suite) seperti OpenOffice.org, KOffice, Abiword, dan Gnumeric.

Perbedaan utama antara Linux dan sistem operasi populer lainnya terletak pada kernel Linux dan komponen-komponennya yang bebas dan terbuka. Linux bukan satu-satunya sistem operasi dalam kategori tersebut, walaupun demikian Linux adalah contoh terbaik dan terbanyak digunakan. Beberapa lisensi perangkat lunak bebas dan sumber terbuka berdasarkan prinsip-prinsip copyleft, sebuah konsep yang menganut prinsip: karya yang dihasilkan dari bagian copyleft harus juga merupakan copyleft. Lisensi perangkat lunak bebas yang paling umum, GNU GPL, adalah sebuah bentuk copyleft, dan digunakan oleh kernel Linux dan komponen-komponen dari proyek GNU.

Sistem Linux berkaitan erat dengan standar-standar POSIX,[18] SUS,[19] ISO dan ANSI. Akan tetapi, baru distribusi Linux-FT saja yang mendapatkan sertifikasi POSIX.1.[20]

Proyek-proyek perangkat lunak bebas, walaupun dikembangkan dalam bentuk kolaborasi, sering dirilis secara terpisah. Akan tetapi, dikarenakan lisensi-lisensi perangkat lunak bebas secara eksplisit mengijinkan distribusi ulang, terdapat proyek-proyek yang bertujuan untuk mengumpulkan perangkat lunak-perangkat lunak tersebut dan menjadikannya tersedia dalam waktu bersamaan dalam suatu bentuk yang dinamakan distribusi Linux.

Sebuah distribusi Linux, yang umum disebut dengan "distro", adalah sebuah proyek yang bertujuan untuk mengatur sebuah kumpulan perangkat lunak berbasis Linux dan memfasilitasi instalasi dari sebuah sistem operasi Linux. Distribusi-distribusi Linux ditangani oleh individu, tim, organisasi sukarelawan dan entitas komersial. Distribusi Linux memiliki perangkat lunak sistem dan aplikasi dalam bentuk paket-paket dan perangkat lunak yang spesifik dirancang untuk instalasi dan konfigurasi sistem. Perangkat lunak tersebut juga bertanggung jawab dalam pemutakhiran paket. Sebuah Distribusi Linux bertanggung jawab atas konfigurasi bawaan, sistem keamanan dan integrasi secara umum dari paket-paket perangkat lunak sistem Linux.

Pengguna Linux, yang pada umumnya memasang dan melakukan sendiri konfigurasi terhadap sistem, lebih cenderung mengerti teknologi dibanding pengguna Microsoft Windows atau Mac OS. Mereka sering disebut hacker atau geek. Namun stereotipe ini semakin berkurang dengan peningkatan sifat ramah-pengguna Linux dan makin luasnya pengguna distribusi. Linux telah membuat pencapaian yang cukup baik dalam pasaran komputer server dan komputer tujuan khusus, seperti mesin render gambar dan server web. Linux juga mulai populer dalam pasaran komputer desktop.

Linux merupakan asas kepada kombinasi program-server LAMP, kependekan dari Linux, Apache, MySQL, Perl/PHP/Python. LAMP telah mencapai popularitas yang luas di kalangan pengembang Web.

Linux juga sering digunakan sebagai sistem operasi embeded. Biaya pengadaan Linux yang murah memungkinkan penggunaannya dalam peralatan seperti simputer, yaitu komputer berbiaya rendah yang ditujukan pada penduduk berpendapatan rendah di Negara-negara berkembang.

Dengan lingkungan desktop seperti KDE dan GNOME, Linux menawarkan antarmuka pengguna yang lebih menyerupai Apple Macintosh atau Microsoft Windows daripada antarmuka baris teks seperti Unix. Oleh karena itu, lebih banyak program grafik dapat ditemui pada Linux yang menawarkan berbagai fungsi yang ada pada utilitas komersil.

Linux Open SUSE 11.0 merupakan salah satu fersi OS Linux yang paling baru, dirilis di Indonesia pada Juni 2008. yang membedakan Linux Open SUSE dengan OS lainya yaitu implementasi mono di openSUSE yang mulus, karena memang dimotori oleh Novell. YaST tentu saja menjadi ikon-nya openSUSE yang akhirnya membuka mata dunia bahwa ada Control Panel semudah Windows di Linux bahkan menurut banyak orang lebih baik.openSUSE 11.0 merupakan versi yang fenomenal karena banyak perubahan yang significant yang membuat openSUSE berada pada kelas atas. Penampilan desktop linux yang kusam dan kurang bersahabat sekarang sudah sirna, bahkan YaST (Control Panelnya SUSE) lebih baik dibandingkan Control Panel-nya Windows.
Linux yang pada awalnya hanya merupakan sistem operasi yang digunakan oleh peminat komputer, telah menjadi sistem yang lebih user-friendly, dengan antaramuka grafik yang berbagai macam aplikasi yang lebih mirip sistem operasi lain, daripada baris perintah Unix. Namun kesan ini telah menimbulkan banyak kritikan, termasuk dari pendukung Linux. Mereka berpendapat bahwa Linux dan proyek program bebas masih belum mencapai faktor "ke'mudahan'an dalam pemakaian" yang memuaskan. Persoalan tentang ke'mudah'an Linux dibanding Windows atau Macintosh masih menjadi isu perdebatan yang hangat. Pasaran Linux dalam komputer "desktop" masih agak kecil tapi semakin berkembang. Menurut Lembaga Penyelidikan Pasaran IDC, besar pasaran bagi Linux pada tahun 2002 adalah 25% bagi pasaran server, dan 2.8% bagi pasaran Komputer pribadi.

Bagi mereka yang hanya biasa menggunakan Windows atau Macintosh, Linux mungkin kelihatan lebih sukar disebabkan perbedaan dalam melakukan berbagai kerja komputer. Dan lagi, pengguna perlu menukar program yang sering digunakan, disebabkan program tersebut tidak didapati dalam Linux (atau pilihan yang agak terbatas, misalnya permainan komputer). Faktor lain adalah sifat ragu-ragu pengguna yang merasa susah untuk melepaskan sistem operasi mereka (banyak pengguna masih menggunakan Windows). Selain itu, kebanyakan komputer didatangkan dengan Windows siap pakai (preinstalled). Faktor-faktor ini menyebabkan perkembangan Linux yang agak lambat.

Walau bagaimanapun, kelebihan Linux seperti biaya rendah, sekuritas yang lebih aman, dan tidak bergantung pada vendor, telah meningkatkan penggunaan yang luas di kalangan korporasi dan perkantoran. Dalam situasi ini, halangan yang disebut di atas dapat dikurangi karena hanya aplikasi/utiliti yang terbatas digunakan, serta administrasi dan konfigurasi komputer (administration) dikendalikan oleh sekumpulan pekerja pakar IT yang sedikit.

Terdapat berbagai kajian yang dilakukan terbatas biaya serta ke'mudahan'an Linux. Relevantive, (sebuah lembaga berpusat di Berlin, yang mengkhususkan diri dalam riset lembaga tentang ke'mudahan'an program, serta servis web), telah membuat kesimpulan bahawa ke'dapatpakai'an Linux bagi pekerjaan dengan komputer "desktop" adalah hampir sama dengan Windows XP. Bagaimanapun, kajian oleh IDC (yang dibiayai oleh Microsoft) mengklaim bahwa Linux mempunyai biaya pemilikan (Total Cost of Ownership) yang lebih tinggi dibanding Windows.

Linux juga sering dikritik karena jadwal penembangannya yang tidak dapat diduga. Secara langsung, menyebabkan pengguna Enterprise kurang selesa dengan Linux dibanding sistem operasi lain (Sumber:Marcinkowski, 2003). Pilihan yang banyak dalam hal distribusi Linux juga dikatakan membingungkan konsumer, dan vendor program.

Proses instalasi Linux yang sukar seringkali menjadi penghalang bagi pengguna baru, namun proses ini sekarang menjadi lebih mudah. Dengan penerimaan Linux oleh beberapa pabrikan komputer pribadi besar, komputer terpasang (built up) dengan distribusi Linux banyak tersedia. Selain itu, terdapat juga distribusi Linux yang dapat dijalankan (boot) secara langsung dari cakram optik (CD) tanpa perlu diinstalasi ke cakram keras (hard disk); hal ini dikenal dengan istilah Live CD. Contoh distribusi dalam bentuk Live CD adalah Knoppix/Gnoppix, Kubuntu/Ubuntu dan Gentoo. Saat ini hampir semua distribusi Linux menyediakan versi Live CD untuk produknya. ISO image untuk cakram optik untuk distribusi Linux tersebut biasanya dapat diunduh dari Internet, dibakar ke CD, dan selanjutnya dapat digunakan sebagai CD yang siap untuk proses boot.

Instalasi Linux juga merupakan instalasi berupa suite, yaitu dimana penginstalasian tersebut secara otomatis menginstalasi program-program standar, seperti pemutar MP3, Office Suite, dan pengolah gambar.


Cara mengistal Linux Open SUSE 11.0
Cara menginstal :
Siapakan alat dan bahan yang dibutuhkan, yaitu DVD Linux Open SUSE 11.0
Hidupkan PC, kemudian masukkan DVD Linux Open SUSE 11.0
Tekan Ctrl+Alt+Del untuk me-restert PC
Lihat petunjuk untuk masuk ke menu BIOS di layar monitor
Kemudian masuk ke menu BIOS, setting Boot Priority Order-nya, sehingga urutan boot-nya menjadi: IDE DVD di urutan pertama dan HDD diurutan kedua.
Tekan F10 untuk keluar dan menyimpan pengaturan. Setelah itu PC akan merestart kembali dan tunggu beberapa saat.
Setalah muncul tampilan seperti di bawah ini, pilih Installation dengan cara menekan panah arah bawah pada keyboard. Kemudian tekan F3, lalu pilih sesuai kebutuhan (disesuaikan dengan memory) (untuk memory yang terbatas dianjurkan menggunaka Teks Mode)


Setelah muncul tampilan seperti di bawah ini, tunggu beberapa saat.


Pilih Language (dengan cara Alt+L) dan pilih Keyboard Layout (dengan cara Alt+K). Kemudian baca License Agreement, untuk menyetujuinya pilih I Agree to the License Terms (dengan cara Alt+A). Lalu tekan tombol Alt+N (Next) untuk melanjutkan.


Pada saat di system Probing tunggu beberapa saat.


Setelah muncul tampilan Installation Mede, pilih New Installation (dengan cara Alt+I). Kemudian tekan tombol Alt+N (Next) untuk ke step selanjutnya.


Setelah itu, atur Clock and Time Zone. Pertama atur Region (dengan cara Alt+E) kemudian pilih Asia, lalu atur Time Zone (dengan cara Alt+Z) kemudian pilih Jakarta. Setelah itu tekan tombol Alt+N (Next) untuk melanjutkan.


Setelah muncul tampilan Desktop Selection, pilih sesuai keinginan (GNOME, KDE 4.0 dan KDE 3.5 merupakan berbasis GUI) (disarankan menggunakan Minumal Server Selection (Text Mode)) (dengan cara Alt+I). Lalu tekan tombol Alt+N (Next) untuk ke tahap selanjutnya.


Pada saat berada di Suggested Partitioning, pilih Create Partition Setup… (dengan cara Alt+C).


Setelah muncul tampilan seperti di bawah ini, pilih Costom Partitioning (for experts) (dengan cara Alt+C).


Setelah muncul tampilan Expert Partitioner, pilih Create (dengan cara Alt+C). Kemudian Pilih Extended Partition (dengan cara Alt+E).


Lalu, atur File System-nya (dengan cara Alt+S) kemudian pilih Swap. Kemudian atur Size, pilih End (dengan cara Alt+D) kemudian isikan +1GB pada kotak kosong di bawahnya. Tekan Alt+O (OK) untuk melanjutkan.


Setelah itu pilih Create lagi (dengan cara Alt+C). Setelah muncul tampilan seperti di bawah ini. Atur File System (dengan cara Alt+S) kemudian pilih Ext3. Setelah itu atur Mount Point (dengan cara Alt+M) kemudian pilih root (/). Setelah itu atur Size, pilih End (dengan cara Alt+D) kemudian isikan +5GB pada kotak kosong di bawahnya. Tekan Alt+O (OK) untuk melanjutkan.



Setelah itu pilih Create lagi (dengan cara Alt+C). Setelah muncul tampilan seperti di bawah ini. Atur File System (dengan cara Alt+S) kemudian pilih Ext3. Setelah itu atur Mount Point (dengan cara Alt+M) kemudian pilih home(/home).Tidak perlu mengatur size karena kita akan menggunakan kapasitas sisa yang dimiliki. Tekan Alt+O (OK) untuk melanjutkan


Saat muncul tampilan seperti di bawah ini, dan kita yakin telah mempartisinya dengan benar, maka tekan tombol Alt+N (Next) pada keyboard untuk melanjutkan ke tahap selanjutnya.


Pada saat kita telah kembali ke Suggested Partitioning, tekan tombol Alt+N (Next) untuk melanjutkan.


Pada saat berada di Create New User, isikan nama panjang user pada User’s Full Name (pilih dengan cara Alt+F), kemudian isikan nama panggilan pada Username (pilih dengan cara Alt+U), setelah itu tuliskan password pada kotak kosong dibawah tulisan Password (pilih dengan cara Alt+P) setelah itu tulis ulang password tersebut pada Confirm Password (pilih dengan cara Alt+O). tekan tombol Alt+N (Next) untuk melanjutkan ke tahap selanjutnya.


Pada saat di Password for the System Administrator “root”, tuliskan password untuk administrator di Password for root User (pilih dengan cara Alt+P) kemudian tulis ulang password tersebut pada Confirm Password. Kemudian tekan tombol Alt+N (Next) untuk melanjutkan.


Pada saat di Installation Settings, tekan tombol Alt+I (Install) untuk melanjutkan ketahap selanjutnya yaitu menginstal.


Tunggu beberapa saat proses mengistal. Setelah itu tekan tombol Alt+N (Next).


Pada saat muncul tampilan seperti di bawah ini tunggu beberapa saat, kemudian tekan Alt+N (Next) untuk melanjutkan.


Pada saat pengecekan seperti di bawah ini, tunggu beberapa saat.


Saat di Automatic Configuration, tunggu beberapa saat kemudian tekan Alt+N (Next) untuk melanjutkan ke step selanjutnya.


Pada saat muncul tampilan seperti di bawah ini, berarti anda telah berhasil menginstal Linux Open SUSE 11.0 berb asis teks dan siap di operasikan.

Cara Menginstal Linux Open SUSE 11.0 berbasis GUI

Cara mengistal Linux Open SUSE 11.0 yaitu:
Siapakan alat dan bahan yang dibutuhkan, yaitu DVD Linux Open SUSE 11.0
Hidupkan PC, kemudian masukkan DVD Linux Open SUSE 11.0
Tekan Ctrl+Alt+Del untuk me-restert PC
Lihat petunjuk untuk masuk ke menu BIOS di layar monitor
Kemudian masuk ke menu BIOS, setting Boot Priority Order-nya, sehingga urutan boot-nya menjadi: IDE DVD di urutan pertama dan HDD diurutan kedua.
Tekan F10 untuk keluar dan menyimpan pengaturan. Setelah itu PC akan merestart kembali dan tunggu beberapa saat.
Setalah muncul tampilan seperti di bawah ini, pilih Installation dengan cara menekan panah arah bawah pada keyboard. Kemudian tekan F3, lalu pilih sesuai kebutuhan (disesuaikan dengan memory) (untuk memory yang terbatas dianjurkan menggunaka VESA)


Setelah muncul tampilan seperti di bawah ini tekan tombol Next untuk melanjutkan.


Setelah itu, pilih Language dan pilih Keyboard Layout. Kemudian baca License Agreement, untuk menyetujuinya pilih I Agree to the License Terms. Lalu tekan tombol Next untuk melanjutkan.


Setelah muncul tampilan Installation Mede, pilih New Installation. Kemudian tekan tombol Next untuk ke step selanjutnya.


Setelah itu, atur Clock and Time Zone. Pertama atur Region, pilih Asia, lalu atur Time Zone, pilih Jakarta. Setelah itu tekan tombol Next untuk melanjutkan.


Setelah muncul tampilan Desktop Selection, pilih sesuai keinginan (GNOME, KDE 4.0 dan KDE 3.5 merupakan berbasis GUI) (disarankan menggunakan GNOME). Lalu tekan tombol Next untuk ke tahap selanjutnya.


Pada saat berada di Suggested Partitioning, pilih Create Partition Setup… .


Setelah muncul tampilan seperti di bawah ini, pilih Costom Partitioning (for experts).


Setelah muncul tampilan Expert Partitioner, pilih Create.


Setelah muncul tampilan seperti di bawah ini, pilih Extended Partition. Kemudian tekan tombol OK, untuk melanjutkan.


Lalu, atur File System-nya kemudian pilih Swap. Kemudian atur Size, pilih End kemudian isikan +1GB pada kotak kosong di bawahnya. Tekan OK untuk melanjutkan.


Setelah itu pilih Create lagi . Setelah muncul tampilan seperti di bawah ini. Atur File System, kemudian pilih Ext3. Setelah itu atur Mount Point kemudian pilih root (/). Setelah itu atur Size, pilih End (dengan cara Alt+D) kemudian isikan +5GB pada kotak kosong di bawahnya. Tekan OK untuk melanjutkan.


Setelah itu pilih Create lagi . Setelah muncul tampilan seperti di bawah ini. Atur File System kemudian pilih Ext3. Setelah itu atur Mount Point, kemudian pilih home(/home).Tidak perlu mengatur size karena kita akan menggunakan kapasitas sisa yang dimiliki. Tekan OK untuk melanjutkan.


Saat muncul tampilan seperti di bawah ini, dan kita yakin telah mempartisinya dengan benar, maka tekan tombol Next untuk melanjutkan ke tahap selanjutnya.


Pada saat kita telah kembali ke Suggested Partitioning, tekan tombol Next untuk melanjutkan.


Pada saat berada di Create New User, isikan nama panjang user pada User’s Full Name , kemudian isikan nama panggilan pada Username, setelah itu tuliskan password pada kotak kosong dibawah tulisan Password setelah itu tulis ulang password tersebut pada Confirm Password. tekan tombol Next untuk melanjutkan ke tahap selanjutnya.


Pada saat di Password for the System Administrator “root”, tuliskan password untuk administrator di Password for root User kemudian tulis ulang password tersebut pada Confirm Password. Kemudian tekan tombol Next untuk melanjutkan.


Pada saat di Installation Settings, tekan tombol Install untuk melanjutkan ketahap selanjutnya yaitu menginstal.


Tekan tombol Install.


Pada Deploying Installation Images, tunggu beberapa saat proses mengistal. Setelah itu tekan tombol Next.


Setelah proses di Deploying Installation Images selesai, tunggu beberapa saat kembali dip roses Package Installation. Setelah selesai tekan tombol Next.


Finishing Basic Installation merupakan tahap terakhir, setelah selesai tekan Next untuk melanjutkan ke tahap selanjutnya.


Pada saat muncul tampilan seperti ini di layar monitor, tunggu beberapa saat, karena proses ini merupakan proses penggucekan.


Pada Automatic Configuration, tunggu beberapa saat sampai proses selesai. Setelah itu anda bisa menggunakan OS Linux.


Pada saat muncul tampilan seperti ini, itu berarti anda telah berhasil mengistal OS Linus Open SUSE 11.0 berbasis GUI, dan siap untuk dioperasikan.